Buku Tidak Lagi Dicetak: Eksistensi Penerbitan Elektronik Bagi Generasi Z
Main Article Content
Abstract
Generasi Z, yang lahir antara 1996 hingga 2012, tumbuh di tengah pesatnya perkembangan teknologi digital. Mereka terbiasa dengan media digital dan internet sejak dini, sehingga lebih sering membaca melalui layar daripada media cetak. Mereka cenderung mencari informasi yang cepat, praktis, dan interaktif. Penelitian ini menggunakan metode studi literatur dengan pendekatan sistematis, mengumpulkan data dari sumber ilmiah seperti Google Scholar, DOAJ, SINTA, dan portal Garuda. Literatur yang dipilih difokuskan pada jurnal dan artikel ilmiah yang relevan, kredibel, serta terbit dalam 15 tahun terakhir (2010–2025), mencerminkan perkembangan terkini dalam penerbitan elektronik dan literasi Generasi Z. Data dianalisis tematik untuk memetakan pola pemikiran mengenai penerbitan elektronik dan dampaknya terhadap literasi digital. Hasil studi menunjukkan bahwa penerbitan elektronik berperan besar dalam pola literasi Generasi Z. Akses mudah ke e-journal, e-book, platform Wattpad, dan repository kampus mendorong partisipasi mahasiswa dalam membaca dan menulis karya ilmiah digital. Mereka tidak hanya pembaca, tetapi juga mulai berperan sebagai produsen konten ilmiah. Namun, digitalisasi juga menghadirkan tantangan seperti rendahnya daya baca mendalam, penumpukan e-book yang tidak dibaca, dan ketidakmerataan kemampuan memilah informasi kredibel. Menariknya, fitur interaktif dan format modular cocok dengan gaya belajar multitasking generasi ini. Penerbitan elektronik membentuk pola literasi baru yang lebih adaptif, fleksibel, dan sesuai dengan karakter digital-native Generasi Z yang aktif, dinamis, dan terbuka terhadap perkembangan teknologi.